Sunday 16 September 2012

September Hitam

Bulan September, bulan ke sembilan dalam dua belas bulan yang ada dalam satu tahun.

Bulan yang seakan menjadi Hari Kemerdekaan Pelanggaran HAM di Indonesia. Diracunnya Munir, ditembaknya Yap Yun Hap di Semanggi lalu yang lebih parah adalah Peristiwa Tanjung Priok.

Dan dalam rangka #MenolakLupa , KontraS atau Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan yang berpusat di Jln. Borobudur no. 14, Jakarta, menggelar semacam Pameran foto-foto atau benda-benda yang bisa membantu kita melawan lupa akan kejadian-kejadian itu. Awalnya gw tau dari twitter-nya KontraS soal pameran ini, dan hari Jumat kemarin gw langsung meluncur ke kantor Kontras.
Dan berikut beberapa hasil cinderamata visual-virtual yang berhasil gw peroleh :


"Catatan Pulau Buru (Red Rose for Munir)" - Ronald




"Oh Ibu #3" - Diegel




Foto ketika berjayanya Mahasiswa ketika itu..




"HAM-PA" - JJ Adibrata




"Tanah Untuk RAKYAT"




"Dilarang Melintas Garis Polisi" atau bisa juga artinya "Jangan ikut campur, mau terungkap atau engga ini urusan Polisi"




"Bongkar Tuntas Kejahatan Soeharto 1965"




2.000.000 ?! Terkutuklah kau yang disana! *ergh!




"Right?" - Amy




"Melawan Ketidak Pedulian" - Arief Atto







Ngomongin soal September Hitam, langsung ajalah yaa gw post barengan (ribet lah dipisah-pisah :p)


September Hitam, ungkapan yang dibuat untuk mengingatkan kita akan peristiwa PELANGGARAN HAM yang terjadi pada setiap bulan September, yang hebatnya entah kebetulan atau memang satu paket, peristiwa seperti diracunnya Munir (7 September 2004), ditembaknya Yun Hap (24 September 1999), dan Peristiwa berdarah Tanjung Priok (12 September 1984) yang sama sekali BELUM TERPECAHKAN. Terlihat usaha dari pemerintah untuk memecahkan kasus ini pun engga ada, mereka nampaknya janjian mengidap Alzheimer dadakan setiap ditanya bagaimana perkembangan penyelidikan kasus-kasus tersebut.

Bulan ini tepat sudah sewindu Munir gugur, 28 tahun peristiwa Tanjung Priok dan 13 tahun kematian Yun Hap dan masih tidak ada titik terang dalam penyelidikan kasus - kasus tersebut. Ditengah arus isu yang terus menerus ditumpuk untuk menutupi isu yang lainnya, hanya sedikit yang masih berjuang melawan lupa, melawan lupa akan apa yang terjadi dan apa yang belum terjadi. Para otak dan pelaku masih berkeliaran dengan bebas tanpa beban seakan kebal hukum. Bukti baru, tersangka baru, saksi baru, seakan tidak ada gunanya. Seperti penemuan bukti baru kasus Munir pada tahun 2007 yang menunjukan bahwa Munir di racun bukan dalam penerbangan ke Belanda tapi di Singapura, ketika sedang menunggu di kedai kopi Di Changi Airport, dan penemuan bukti ini mengarah pada dugaan terlibatnya agen BIN dalam pembunuhan Munir, tidak ada gunanya, dianggap seperti iklan rokok di majalah, dilewatkan begitu saja. 


Hingga akhirnya disinilah kita, berjuang melawan lupa dan menolak lupa akan apa yang sudah terjadi. Ditengah realita bahwa generasi sekarang yang lebih mengenal personil-personi boyband ketimbang tahu siapa itu Munir dan Yun Hap. Perjuangan kita masih belum menemui akhir, perjuangan melawan lupa..

"Biarlah mereka yang berpura-pura buta menjadi benar-benar buta, dan biarlah mereka yang berpura-pura tuli menjadi benar-benar tuli.."


Dari kami untuk melawan lupa.. 


Grazie-

No comments:

Post a Comment