Wednesday 15 August 2012

Indonesia BUKAN endonesia



“Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.




Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.”



Indonesia, 67 tahun lalu. Ini adalah teks proklamasi, yang dibacakan Bung Karno ditemani Bung Hatta di Jalan Pegangsaan no. 56, Jakarta. Terlepas dari nasib sang kertas teks proklamasi yang ditemukan didalam tong sampah oleh B.M. Diah, hal penting tercantum di dalamnya, bahwa negara ini bernama “INDONESIA” yang di adaptasi dari bahasa Latin dan Yunani.



Dan negara ini 67 tahun yang lalu, masih lancar disebut “Indonesia”.


Indonesia, 67 tahun kemudian, saat era demokrasi dan kemajuan teknologi komunikasi menginvasi otak setiap penghuni negara ini, terjadi fenomena yang yaa.. bisa dibilang aneh. Bernasib tragis sama seperti nasib teks proklamasi, hal yang tekandung perihal nama negara ini pun bernasib sama. Entah dibuat-buat, atau mungkin memang sudah perilaku bawaan rakyat Indonesia yang kreatif dan inovatif, nama negara yang awalnya “Indonesia” mulai terdengar “Endonesia”, “Endonesiah”, atau yang lebih parah “Endonesah”. 


Tidak diperlukan pendengaran "telinga tajam" Wolverine atau juga penglihatan super seperti Wesley Gibson di film “Wanted” untuk menemukan hal ini. Mau buktinya? tonton siaran televisi Indonesia. Terkadang para pembawa berita dengan mantap salah menyebutkan nama negaranya sendiri. Atau bahkan para artis-artis sensasional khas bergelar MPKS (Minim Prestasi Kaya Sensasi) juga ikut menyumbangkan perubahan buruk dan mendasar dalam negara ini. Paling jelas terlihat dalam salah satu iklan kopi yang sering diputar di televisi pada jam-jam produktif, dengan bangga sang narator dan beberapa bintang iklan dengan jelas mengucapkan "bla..bla..bla.. Kopi, kopinya orang Endonesia". Negara ini namanya Indonesia, sejak kapan punya alias "Endonesia"? macam penyanyi rap baru naik daun. Dan masih berlimpah ruah contoh lainnya..


Hal itu bisa dibilang menjadi penyebab atau penambah buruk keadaan, mengingat dampaknya untuk masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi tayangan televisi melebihi konsumsi pangan yang diasupnya. Seperti yang dikatakan  Prof. George Gerbner seorang ahli komunikasi dalam teori kultivasi-nya, media sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat yang mengkonsumsinya, dan masyarakat Indonesia ini seperti sudah menjadikan acara di televisi kebutuhan primer mereka, bersanding sejajar dengan sandang, pangan dan papan. Jadi bisa dibayangkan dampaknya, massive. Sampai sekarang hal ini masih terjadi, jadi dampaknya massive kuadrat nampaknya.


“Gimana negaranya mau maju? Nyebut negara sendiri aja salah” :| 


Ungkapan menggelitik seperti itu dengan mudah muncul ketika kita secara sadar mengetahui kesalahan yang secara gamblang ditampilkan dalam media paling populer setelah internet di negara ini.


Oleh karena itu sekarang saatnya kita lakukan perubahan! Paling tidak kita sadar bahwa hal ini memang kecil dan sederhana, tapi kalo hal sesederhana dan sekecil ini aja gak bisa dilakukan dengan benar, gimana hal-hal lainnya yang lebih besar? Apalagi ini menyangkut nama bangsa sendiri, kehormatan negara ini urusannya. Dan harus kita ketahui bahwa negara kita yang tercinta, terindah, terkaya dan terkorup di Asia Tenggara ini bernama "Indonesia", lalu memperbaiki pengucapan "Indonesia" dengan benar-benar mengawali kata itu dengan huruf “i” bukan “e” apalagi “o”. Ini hal kecil, cuma masalah PENGUCAPAN. Apa susahnya menyadarkan dan mengingatkan otak kita untuk benar dalam menyebut nama negara sendiri, yaa gak?. Jika perubahan kecil ini berhasil maka bukan tidak mungkin perubahan lainnya akan ikut menyusul dengan keberhasilan. Jadi mulai sekarang baiknya kita sadarkan diri lakukan perubahan penting dan mendasar bahwa, negara ini Indonesia BUKAN endonesia!


"Langkah besar selalu diawali langkah-langkah kecil"






ps: Yang gw bayangin, mungkin kalau para pejuang yang gugur memperjuangkan nama "Indonesia" tau akan hal ini, pasti mereka merasa tidak dihargai perjuangannya oleh kita yang sekarang menghuni bumi pertiwi..


Grazie-

2 comments:

  1. kece, mungkin agak terlalu berbelit belit, jadi isinya bingung kadang, kurang ringkas gel. endingnya juga kalo mao bikin ngegantung jangan nanggung.
    hal kecil yang orang ngak care bisa diangkat itu oke loh ! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Danke josh! Iyah terlalu banyak perumpamaan dan kata-kata yang bikin belibet yak? okelah. danke schon! :D

      Delete